Mungkin aku terlihat seperti pengecut. Hanya berani menyerang kepada yang lebih lemah dariku. Benarkah? Jika mereka lebih lemah, mengapa perih, saat mereka menusuk?
Tahu kau? Aku mudah terbakar akibat sedikit saja percikan. Mungkin minyak tanah mengalir dalam darahku. Mesiu menyebar di balik kulitku. Maka perciki aku jika kau membenciku karena kata-kataku. Maka aku akan memelukmu saat aku terbakar.
Tahu kau? Saat kau dan aku terbakar, akan kubisikkan sebuah kebenaran. "Temanmu provokator, jalang!" Tiga kata. Dan saat itu pula api di tubuhmu bertambah besar dari sebelumnya.
Tahu kau? Saat api di tubuhmu bertambah besar, akan kubisikkan satu rahasia, "Apa yang kau hina tidak ada hubungannya denganmu atau ibumu atau bapakmu atau bahkan keturunanmu jadi jauhilah hal itu, kau tidak lebih baik dariku, perbuatanmu merendahkanmu, menjadikanmu seorang yang tak tahu malu dan selalu ingin tahu apapun yang bukan hakmu untuk tahu, kau tahu? Kau telah memperkosa garis yang Tuhan ciptakan." Lima puluh satu kata. dan saat itu pula api di tubuhmu bertambah besar dari sebelumnya lalu mulai menghanguskan separuh badanmu.
Tahu kau? Tuhan menciptakan garis yang tidak dapat kami langgar. Batas-batas ini jelas bagi manusia normal, tapi tidak bekerja untukmu. Bukan maksudku mengatakan bahwa kau tidak normal atau cacat, tapi lihat dirimu, kau bahkan bukan manusia.
Terakhir, sampaikan pesanmu untuk antekmu, si dua-garis-yang-disatukan. Dia bukanlah biang kerok, jadi tak usahlah berlindung di balik tubuhmu yang belum tentu dapat melindunginya. Terlalu percaya diri tak sehat kurasa.
Kalian tahu? Setidaknya aku lebih unggul dari kalian. Aku punya satu senjata paling ampuh untuk menghancurkan hati manusia. Sastra.
......................................................
Korban pertamaku telah jatuh. Jasadnya sangat menjijikan dan amat busuk baunya. Mungkin azab dari Allah atas perbuatannya selama hidup..
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
ditulis oleh bimo.s.hutomo
Tahu kau? Aku mudah terbakar akibat sedikit saja percikan. Mungkin minyak tanah mengalir dalam darahku. Mesiu menyebar di balik kulitku. Maka perciki aku jika kau membenciku karena kata-kataku. Maka aku akan memelukmu saat aku terbakar.
Tahu kau? Saat kau dan aku terbakar, akan kubisikkan sebuah kebenaran. "Temanmu provokator, jalang!" Tiga kata. Dan saat itu pula api di tubuhmu bertambah besar dari sebelumnya.
Tahu kau? Saat api di tubuhmu bertambah besar, akan kubisikkan satu rahasia, "Apa yang kau hina tidak ada hubungannya denganmu atau ibumu atau bapakmu atau bahkan keturunanmu jadi jauhilah hal itu, kau tidak lebih baik dariku, perbuatanmu merendahkanmu, menjadikanmu seorang yang tak tahu malu dan selalu ingin tahu apapun yang bukan hakmu untuk tahu, kau tahu? Kau telah memperkosa garis yang Tuhan ciptakan." Lima puluh satu kata. dan saat itu pula api di tubuhmu bertambah besar dari sebelumnya lalu mulai menghanguskan separuh badanmu.
Tahu kau? Tuhan menciptakan garis yang tidak dapat kami langgar. Batas-batas ini jelas bagi manusia normal, tapi tidak bekerja untukmu. Bukan maksudku mengatakan bahwa kau tidak normal atau cacat, tapi lihat dirimu, kau bahkan bukan manusia.
Terakhir, sampaikan pesanmu untuk antekmu, si dua-garis-yang-disatukan. Dia bukanlah biang kerok, jadi tak usahlah berlindung di balik tubuhmu yang belum tentu dapat melindunginya. Terlalu percaya diri tak sehat kurasa.
Kalian tahu? Setidaknya aku lebih unggul dari kalian. Aku punya satu senjata paling ampuh untuk menghancurkan hati manusia. Sastra.
......................................................
Korban pertamaku telah jatuh. Jasadnya sangat menjijikan dan amat busuk baunya. Mungkin azab dari Allah atas perbuatannya selama hidup..
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
ditulis oleh bimo.s.hutomo
No comments:
Post a Comment