Babi kurus,
terdampar di atas bumi hangus
Rusuk-rusuknya bak lidi, kecil, tipis
Ia bukannya menangis
Matanya justru mendelik tajam menguras lautan
Sebab ia tak kenal mana utara dan selatan,
Panggil kencang nama si tukang perang
Kan kubilang
Ruang ini terlalu sempit untuk setiap babi yang jatuh
Dari langit yang keruh
Biar kini hujan deras
Ini bumi bagai kertas
Habis dibakar lalu disiram
Dengan cuka dan air garam
Sudah luka jadi perih
Sudah perih, tak merintih
Tanah kan bau melati
Setelah si Babi mati
ditulis oleh: Satria Adji Putusetia
No comments:
Post a Comment