Laman

Thursday, November 1, 2012

Saat Hati Digadai Damai

Saat alkohol merasuk sela-sela kepala,
diantar gambar lelaki tua
kami bernyanyi soal damai.

Saat berkumpul bersenda,
buku ilmu rasanya jadi tumpukan sampah berbau.

Saat radio jadi bahan cakap-cakap,
saat tersenyum mengisi lawakan biasa,
saat itu kami tahu..

Hidup cukup diisi dengan tertawa.

Dan waktu lagu-lagu tak henti dipacu,
cinta kasih juga rindu,
dari amerika sampai binaria.
Dari bensin sampai anggur,
sudah cukup buat kami
yang diperintah orang mati.

Dari Gombloh sampai Lennon menyambung,
alami,
terus mengisi hati-hati kesepian.

Berbatang-batang rokok habis diborong,
pada ujung-ujung badan kosong.

Rasanya selalu kurang saat berkejaran dalam kedamaian,
di sela-selanya selalu ada rasa rindu pada botol-botol candu.

Saat alkohol merasuk sela-sela kepala,
diantar gambar lelaki tua
kami bernyanyi soal damai

Soal imaji, cinta, senyuman
dan ciuman pertama.

Saat itu..

Kami tahu bahwa kami
rela menggadaikan hati demi damai.

Oleh Adji Putusetia

Ditulis 26 Oktober 2012
Yogyakarta

No comments:

Post a Comment