Laman

Wednesday, June 30, 2010

Sebuah Bacaan Untuk 'Manusia'

Aku tidak pernah mengerti apa arti sebenarnya dari solidaritas. membela sesuatu yang belum tentu benar adanya kupikir bukan sesuatu yang beradab. Mungkin inilah kodrat manusia, lahir sebagai komunal. Ketika aku berbicara seperti ini, apakah aku bukan manusia? Karena aku benci kaum-kaum macam kalian.

Sadarkah, kalian, manusia lahir dari jenis yang sama, dengan cara yang sama. Jadi tak usahlah mengelompkkan diri dan membuat keributan. Hidup tidak dibedakan dari warna kulit, agama, atau bahkan seragam. Tetapi dari kemampuan menggunakan pikiran yang sehat. Selama kalian masih mejejakkan kaki di bumi yang sama, jangan pernah menghina satu sama lain. Kalian bukan malaikat apalagi Tuhan yang berhak menentukan mana yang baik ataupun tidak. Jangan pernah percaya bahwa kalian makhluk paling sempurna. Semua adalah sama. Tanpa kecuali.

Setiap makhluk diberikan alat pertaanan hidup masing-masing. Hewan dengan cakar dan taringnya, beberapa dengan kulitnya yang keras. Kalian, manusia, Tuhan tidak memberikan kalian cakar yang tajam atau taring yang kuat. Kalian bahkan dilahirkan berkulit tipis, berbulu pendek. Satu-satunya alat pertahanan kalian hanya kemampuan untuk berpikir logis. Dan sekali lagi, itu hanyalah alat pertahanan hidup kalian. Bukan untuk menjadi pongah lalu menindas makhluk lain apalagi sesama kalian. Kalian tidak pernah menjadi sempurna hanya karena kalian memiliki akal yang tidak digunakan dengan baik. Tanpa cinta kasih

Kumohon, hentikan penindasan ini, kesombongan ini, gunjingan ini. Menyebarluaskan keburukan orang apalagi menghina orang, yang belum tentu kalian lebih baik daripadanya, merupakan tindakan tak beralasan yang bahkan hewanpun enggan melakukannya. Aku tahu beberapa manusia yang senang sekali memperbincangkan keburukan orang lain yang bahkan imereka sendiri tidak kenal. Sungguh memalukan. Aku berjanji suatu hari nanti manusia-manusia seperti ini akan menyesal pernah melakukan hal macam itu. Akan kubeberkan setiap jengkal sisi buruknya ke seluruh permukaan bumi. Pembalasan ini bukan tanpa alasan. Darah harus dibayar dengan darah. Aku hanya ingin menegakkan kebenaran.

Mereka mengaku hidup di dunia modern dan beradab. Mereka bahkan terlihat seperti itu. Tapi perhatikan, perbuatan mereka bukanlah perbuatan seorang manusia modern. Mereka orang-orang primitif yang sok modern. Dan dengar ini,
Aku bersumpah demi Tuhan. Manusia-manusia macam ini tidak akan pernah mendapatkan apa yang mereka mau bahkan jika mereka hanya menginginkan batu kerikil sekalipun. Tuhanku, beri mereka pelajaran. Mereka tidak pernah pantas disebut sebagai manusia. Mereka lebih rendah dari makhluk apapun yang pernah ada di langit maupun di bumi.

P.S.
Tenang sayangku, aku masih dan akan selalu membelamu

ditulis oleh bimo.s.hutomo

1 comment: