Laman

Thursday, September 16, 2010

Dompet Jono

Langkah kakiku terus membabi buta di jalanan lengang ini. Aku terus mengejarnya sejak beberapa menit tadi. Pencopet kurang ajar! Ia mencuri dompetku! Beberapa langkah lagi kakiku sudah melemah seperti hilang rasa. Ototku kendor seketika. Aku berhenti akhirnya, terjongkok di tengah jalanan yang sepi lalu-lalang ini. Tak ada yang membantuku menangkap si pencopet sialan itu.

Aku sudah tertinggal jauh bermili-mili. Ia berhasil resmi mencuri dompetku. Alamak, batinku.

Sekembalinya di rumah...
Aku masih merenggut gelisah berwaktu-waktu. Otot kaki dan otot wajahku sama-sama mati rasa.

"Jadi dompetmu dicopet ya, No? Memang apa saja isinya?" tanya Ibuku

"Tidak ada uangnya,sih, Bu" jawabku dengan santai

Ibuku tertawa kecil, "Yasudahlah,relakan saja. Lagipula itu hanya dompet."

"Tapi agamaku ada di dalam situ!"

oleh bardjan triarti

No comments:

Post a Comment